Selasa, 26 Juli 2011

k3

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja secara umum mencakup suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat langsung, dan membaca berita mengenai kecelakaan serta akibat-akibatnya. Bahkan mungkin kita sendiripun pernah mengalami kecelakaan, walaupun mungkin masih dalam batas-batas yang relatif ringan dengan dan tanpa memperhatikan efek selanjutnya.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dapat diduga dan diharapkan sebelumnya. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada suatu tempat kerja dan ini berarti kecelakaan tersebut disebabkan oleh pekerjaan atau pada saat melakukan pekerjaan. Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak siap menghadapinya dan kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak, akibatnya dapat membuat orang menjadi panik.
Gangguan keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat terjadi dimana saja, baik dalam suatu proses sederhana maupun proses yang berat dan kompleks, terutama dengan meningkatnya industrilisasi dan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini. Dengan demikian keselamatan kerja adalah  upaya agar pekerja selamat di tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta hasil produksinya. Sedangkan kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerjaan dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungannya).
Arti kesehatan dan keselamatan kerja adalah:
a. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja:
􀂃 Kondisi fisik gedung dan segala peralatan yang dimiliki sebagai sarana untuk melaksanakan tugas karyawan.
􀂃 Kondisi non fisik, seperti suasana hubungan kerja antar sesama karyawan baik secara horisontal maupun vertikal.
Hubungan horisontal menggambarkan hubungan kerja yang baik antar sesama karyawan yang menduduki posisi yang sama. Hubungan vertikal berarti tercipta hubungan timbal balik yang baik antara bawahan dengan atasan.
b. Menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan, sehingga menciptakan rasa aman dari ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai sumber bahaya, berupa mesin dan seluruh fasilitas produksi, bahan baku, konstruksi bangunan, instalasi listrik dan peralatan lainnya.
c. Ruangan atau lapangan (space) di mana orang dapat bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja. Jadi tempat kerja adalah ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian integral atau hubungan dengan tempat kerja.

B. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
Tujuan akhir kesehatan dan keselamatan adalah produktivitas tenaga kerja yang tinggi sehingga perusahaan dapat bekerja efisien.
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk :
§   Agar setiap pekerja mendapat derajat perlindungan atas keselamtan dan kesehatan kerja setinggi-tingginya baik fisik maupun non fisik.
§   Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat dan sekitar  tempat kerja
§   Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaan secara aman, efisien dan efektif.
§   Menjaga keamanan hasil produksi
§   Khusus dari segi kesehatan mencegah dan membasmi penyakit dari kecelakaan akibat kerja.
Produktivitas tenaga kerja yang tinggi dapat dilakukan bila tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan kerjanya. Keselamatan kerja banyak dipengaruhi oleh suasana dan keadaan lingkungan kerja dalam perusahaan, misalnya: perlunya penerangan lampu yang memadai, sirkulasi udara yang menjamin kesegaran kerja, lantai yang tidak licin, mesin-mesin dan fasilitas produksi yang aman dari bahaya. Sedangkan kesehatan kerja lebih dititik beratkan pada lingkungan yang mendukung para tenaga kerja terjamin kesehatannya, misalnya: ruangan yang bebas debu, ventilasi udara yang baik, bebas dari gas yang membahayakan. Hal ini berkaiatan erat dengan kebijakan perusahaan secara keseluruhan, dalam arti upaya menciptakan suasana dan kondisi kerja yang berkaitan dengan rancang bangun gedung dan keseluruhan fasilitas produksi yang akan digunakan.

C. Syarat-syarat dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Cara kerja sangat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja, dimana cara kerja tersebut dipertimbangkan dari segi teknis dan ekonomis. Apabila seorang pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja yang telah ditentukan maka biasanya akan terjadi kecelakaan akan gangguan keselamatan kerja. Dari segi ekonomi, meningkatnya produksi ditunjang juga dengan lingkungan dan kondisi tempat kerja yang baik. Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
KESALAHAN / KELALAIAN MANUSIA
 
1. mencegah dan mengurangi kecelakaan, dimana urutan terjadinya digambarkan sebagai berikut.
 





2. Membuat jalan penyelamatan jika terjadi sesuatu kejadian yang berbahaya
3. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK)
4. Memberi peralatan perlindungan kepada para pekerja
5. Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja seperti: penerangan, kebersihan udara
6. Memelihara kebersihan dan ketertiban kerja
7. Mengusahakan kesesuaian antara pekerjaan, perkakas kerja, lingkungan, cara dan proses kerja.
8. Mengamankan daerah-daerah bahan dan sumber-sumber yang berbahaya dengan pengamanan yang sesuai dan sempurna
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
§  Setiap pekerja dalam lingkungan tempat kerja atau yang berdasarkan pengaturan perundang-undangan dapat dikategorikan sebagi tempat kerja
§  Dalam lingkungan keluarga / rumah tangga
§  Dalam lingkungan masyarakat
§  Pembinaan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja
§  Pemberian ganti rugi, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan akibat pekerjaan

D. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Suatu kecelakan kerja dapat terjadi disebabkan faktor-faktor berikut ini :
1.    Kesalahan lingkungan tempat kerja, seperti adanya susunan tata ruang yang membahayakan
2.    Perlengkapan dan material yang membahayakan, seperti material kasar dan tajam, konstruksi kurang sempurna
3.    Penggunaan peralatan yang tidak berpengalaman secara sempurna
4.    Penggunaan bahan yang berbahaya seperti bahaya racun atau bahan yang merusak organ tubuh
5.    Manusianya sendiri, seperti sifat, mental, pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang tidak menunjang
Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja ini digambarkan ukurannya seperti dibawah ini:
·      Lingkungan
·      Kesalahan manusia
·      Tindakan/kondisi tidak aman
·      Kecelakaan dan gangguan kesehatan
·      Luka,sakit, kerusakan alat dan bahan

E. Tata Cara Mengatasi Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Kerja
Untuk mengatasi gangguan keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara fisik maupun non fisik, maka hal dibawah ini harus diperhatikan :
1. Tempat Kerja
  1. Harus bersih dan sehat
  2. Harus terjamin keamanan serta keselamatannya
  3. Penerangan dan suhu yang baik
  4. Pengaturan warna yang baik, karena warna-warna berpengaruh terhadap:
-          Perasaan
-          Dorongan bertindak
-          penerangan
  1. Harus mengurangi kebisingan
  2. Tata ruang (lay out) yang baik
2. Karyawan
a. Menciptakan kondisi kerja karyawan yang baik. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan mengadakan pelatihan (job training) sebelum seorang karyawan bekerja. Pelatihan harus jelas dan mudah dimengerti agar karyawan dapat cepat menguasai jenis pekerjaan yang kan menjadi tanggung jawabnya.
b. Menciptakan kondisi mesin dan peralatan dengan baik. Tata letak (layout) mesin dan berbagai peralatan produksi harus diatur dengan baik agar menunjang kelancaran proses produksi dan menunjang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Berikut ini beberapa pedoman yang dapat dipakai untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan-kecelakaan tersebut:
1. Menghindari Terjadinya Luka karena Teriris/Terpotong
Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya luka karena teriris/terpotong antara lain sebagai berikut.
a. Selalu menggunakan pisau yang tajam. Pisau yang tajam lebih aman daripada pisau tumpul, karena tekanan dan tenaga yang diperlukan pada saat digunakan lebih kecil, dan tidak mudah selip.
b. Selalu menggunakan alas (telenan) sewaktu memotong. Jangan memotong dengan menggunakan alas dari logam. Akan lebih baik apabila di bawah telenan diletak-kan handuk/kain tebal, agar telenan tidak mudah bergeser/terpeleset.
c. Berkonsentrasi penuh pada waktu bekerja dengan pisau atau alat pemotong lainnya, tidak sembrono atau sambil bergurau.
d. Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jarak yang aman, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
e. Menggunakan pisau hanya untuk pekerjaan pemotongan, tidak menggunakannya untuk keperluan lain, misalnya untuk membuka tutup botol.
f. Apabila pisau terjatuh, jangan coba-coba untuk menangkapnya. Biarkan pisau jatuh, dan jaga jarak/menjauh dari tempat jatuhnya pisau.
g. Jangan menaruh pisau di dalam bak cuci, di dalam air, atau di tempat-tempat lain sehingga pisau tidak dapat dilihat dengan jelas.
h. Bersihkan  pisau dengan hati-hati setelah digunakan, dengan mengarahkan sisi pisau yang tajam menjauh dari tubuh.
i. Apabila tidak dipergunakan, simpan pisau di tempat yang aman, misalnya di rak atau tempat pisau khusus lainnya.
j. Selalu berhati-hati sewaktu membawa pisau. Bawalah pisau di bagian samping tubuh, dengan ujung menghadap ke bawah, dan sisi tajam menjauhi tubuh. Akan lebih baik jika membawa pisau dalam sarung  pisau. Peringatkan orang-orang di sekitar Anda, jika Anda melewati mereka dengan membawa pisau di tangan.
k. Barang-barang yang mudah pecah, misalnya mangkuk, piring, dan peralatan gelas lainnya ditempatkan di tempat khusus, terpisah dari area pengolahan.
1. Jangan meletakkan barang-barang yang mudah pecah di dalam bak perendam.
m. Apabila ada barang yang pecah, gunakan sapu untuk membersihkan serpihannya, jangan dibersihkan dengan tangan.
n. Pembuangan pecahan kaca harus pada tempat khusus, jangan dicampur dengan sampah lainnya.
o. Apabila ada barang yang pecah di dalam ember atau bak, pengambilan pecahan dilakukan setelah ember atau bak dibuang airnya.
p. Apabila membuka karton atau pengemas lain yang ada paku atau isi staplernya, maka logam-logam tersebut dikumpulkan pada wadah tertentu dan segera dibuang.
q. Apabila teriris atau terluka potong kecil lainnya, segera dirawat dengan obat-obat pertolongan pertama yang memadai untuk mencegah infeksi.
              Contoh Kecelakaan Kerja dan Penanganannya
2. Menghindari Terjadinya Luka Bakar
Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya luka bakar antara lain sebagai berikut.
a. Selalu berasumsi bahwa panci pemasak dalam kondisi panas, sehingga kita harus menggunakan alas pada waktu memegang panci tersebut.
b. Menggunakan alas/lap kering untuk memegang panci panas. Penggunaan lap basah akan menghasilkan uap panas yang dapat menyebabkan luka bakar.
c. Pegangan panci pemasak diarahkan menjauhi lorong/ tempat lalu lalang, sehingga tidak tersenggol orang yang melewatinya. Pegangan panci hendaknya juga jauh dari sumber api, baik kompor gas, maupun kompor minyak tanah.
d. Pengisian panci pemasak tidak boleh penuh, sehingga tidak meluap sewaktu mendidih
e. Minta pertolongan orang lain apabila harus memindah-kan wadah berisi makanan panas yang cukup berat.
f. Berhati-hati sewaktu membuka panci perebus atau peralatan lain yang mengeluarkan uap panas, serta melakukannya dalam jarak yang aman (jarak antara tubuh dengan peralatan tersebut).
g. Apabila kompor gas yang digunakan tidak dilengkapi dengan pemantik otomatis, maka klep gas harus ada dalam keadaan tertutup sewaktu korek api/sumber api lainnya dinyalakan.
h. Pekerja sebaiknya mengenakan pakaian dengan lengan panjang untuk melindungi diri dari percikan/tumpahan makanan/minyak panas. Alas kaki hendaknya terbuat dari kulit yang kuat, dan tertutup pada bagian jari-jarinya.
i. Makanan yang akan digoreng harus ditiriskan terlebih dahulu, agar tidak terbentuk percikan minyak panas sewaktu digoreng.
j. Selalu memperingatkan orang-orang di sekitar Anda, apabila Anda melalui mereka dengan membawa barang-barang yang panas.
3. Mencegah Terjadinya Kebakaran
Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya kebakaran antara lain sebagai ber-ikut.
a. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam kebakaran.
b, Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber apinya. Ada tiga jenis penyebab kebakaran yang masing-masing memerlukan bahan pemadam kebakaran yang berbeda pula, yaitu sebagai berikut:
Klas A, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari kayu, kertas, pakaian, plastik dan bahan-bahan mudah ter-bakar lainnya. Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai dengan simbol A.
Klas B, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari minyak, gemuk (grease), bensin, pelarut organik, serta bahan kimia mudah terbakar lainnya.Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai dengan simbol B .
Klas C, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari peralatan elektris, kabel-kabel, motor, dan sebagainya. Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai dengan simbol C .
c. Jangan memadamkan api yang berasal dari minyak atau perlatan listrik dengan menggunakan air, atau pemadam kebakaran klas A, karena hanya akan menyebarkan api.
d. Sediakan garam atau baking soda di tempat yang mudah terjangkau, untuk memadamkan kebakaran dari api kompor atau tungku.
e. Jangan meninggalkan minyak goreng di atas tungku atau kompor menyala tanpa pengawasan.
f. Aktivitas merokok hanya boleh dilakukan pada tempat khusus, dan jangan meninggalkan puntung yang masih menyala di sembarang tempat.
g. Jika mendengar alarm tanda bahaya kebakaran dan masih ada waktu, tutup dan matikan semua aliran gas serta listrik, sebelum meninggalkan gedung yang terbakar.
h. Jaga agar pintu keluar darurat tidak terhalang oleh benda apa pun.
4. Mencegah Terjadinya Luka oleh Mesin atau Peralatan Lainnya
Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya luka oleh mesin atau peralatan lain-nya antara lain sebagai berikut:
·         Jangan sekali-kali menggunakan peralatan elektris/mekanik apa pun tanpa mengetahui dengan pasti cara pengoperasiannya.
·         Jangan sekali-kali mengambil atau memindahkan makanan dari peralatan yang sedang bejalan/beroperasi, baik dengan tangan maupun dengan peralatan lain misalnya sendok atau garpu.
·         Matikan sumber listrik pada peralatan pada waktu membersihkan atau membongkar peralatan tersebut.
·         Pastikan tombol mesin ada pada posisi mati (off), sebelum menghidupkan sumber listrik pada peralatan.
·         Jangan menyentuh atau menangani peralatan elektris jika tangan dalam kondisi basah, atau jika berada pada lingkungan berair.
·          Gunakan pakaian yang pas di badan, dan hindari pakaian yang kedodoran/berumbai-umbai, agar tidak tersangkut pada mesiri/peralatan.
·         Gunakan peralatan untuk aktivitas yang memang dikhususkan untuk peralatan tersebut.

5. Mencegah Luka karena Terjatuh
Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk mencegah luka karena terjatuh antara lain sebagai berikut. Tumpahan/ceceran air atau makanan di lantai harus segera dibersihkan.
      
   
Contoh Kecelakaan Kerja

3. Simbol-simbol
Sebagai upaya untuk mengatasi kecelakaan dan gangguan kesehatan dapat juga di tempat kerja atau di tempat lain yang berbahaya seharusnya diberi tanda-tanda berupa simbol-simbol. Simbol-simbol ini pada prinsipnya mirip dengan tanda-tanda (rambu-rambu) lalu lintas, misalnya yang merupakan tanda larangan, peringatan, perintah dan anjuran. Selain itu simbol-simbol tersebut dibuat dalam warna-warna khusus dan mempunyai arti tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
        

F.  Program Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
Perencanaan dan program kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja merupakan bagian dari manajemen perusahaan dan harus merupakan kebijakan perusahaan, sehingga harus didukung semua pihak, yaitu:
1). Dukungan berbagai lapisan manajemen termasuk manajemen puncak (Top management). Apabila ada dukungan dari manajemn puncak maka diharapkan lebih mendapat perhatian dari manajemen dibawahnya, sehingga program kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilaksanakan secara efektif.
2). Secara struktural dapat dibentuk suatu unit kerja kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan.
3). Susunan dan tata letak banguinan dan mesin. Susunan ruangan perusahaan dan susunan tata letak (layout) mesin dan peralatan produksi harus berorientasi bukan saja pada efisiensi, tetapi juga harus menciptakan suasana aman dan nyaman untuk para karyawan. Misalnya, tempat atau ruangan kerja harus cukup terang, bersih, serta ventilasi yang sangat baik. Tiap tempat yang berbahaya harus ditempeli petunjuk atau informasi yang jelas untuk berhati-hati. Penempatan peralatan yang berbahaya harus ditempatkan terpisah dari tempat kerja, misalnya gudang.
4). Program pelatihan dan demonstrasi keselamatan kerja. Pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara intensif, sehingga para karyawan menjadi terlatih atau profesional dalam menanggulangi kesehatan dan keselamatan kerja.
5) Analisis kecelakaan kerja. Suatu unit kerja penanggulangan bahaya dan keselamatan kerja sedapat mungkin sering melakukan rapat kerja intern untuk membahas berbagai analisis kecelakaan kerja. Artinya setiap bentuk kecelakaan kerja yang pernah terjadi harus dicatat dan laporan tersebut disimpan secara baik. Selanjutnya catatan tersebut dianalisis secara mendalam misalnya: menganalisis bagaimana suatu kecelakaan terjadi, faktor-faktor apa yang menimbulkan kecelakaan kerja tersebut terjadi, dan mencegahnya jangan sampai hal tersebut terulang. Secara umum kecelakaan kerja dapat terjadi karena berbagai faktor:
􀂃 Keadaan pekerja sendiri (human factor/human error)
􀂃 Mesin dan alat-alat kerja (machine and tools condition)
􀂃 Keadaan lingkungan kerja (work environment)

Keadaan pekerja sendiri (human error)
Keadaan karyawan meliputi: sikap, sifat dan tingkah laku karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada kalanya sikap, sifat dan pendidikan mempengaruhi cara kerja seseorang. Namun yang dimaksudkan disini adalah sifat-sifat dan tingkah laku seseorang karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada karyawan yang bersikap hati-hati dan teliti, namun ada pula yang bersifat ceroboh dan tidak sabar. Sebenarnya sudah sejak awal penerimaan karyawan hal ini harus sudah diujikan, agar tiap orang memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan sifatnya. Misalnya: seorang yang cenderung senang kerja malam hari. Jadi pihak manajemen sejak awal sudah harus menempatkan pegawai pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan sifatnya. Demikian pula keadaan seorang karyawan yang mempunyai suara halus, penampilan menarik dan murah senyum, sebaiknya ditempatkan di bagian pemasaran, penerima tamu atau receptionis. Tentu saja penempatan kerja tetap harus disesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang. Hal ini akan mengurangi kecelakaan kerja yang dapat merugikan perusahaan.

Keadaan Mesin dan Alat-alat Kerja (Machine & Tools Condition)
Mesin dan peralatan produksi dapat merupakan sumber kecelakaan kerja. Bukan saja sifat-sifat dari mesin dan peralatan produksi itu sendiri, tetapi tata letak (layout) juga dapat menunjang keselamatan kerja. Misalnya: alat kontrol suhu yang tidak berfungsi. Oleh karena itu pihak manajemen harus memberikan perhatian terhadap kondisi mesin dan peralatan serta layout yang baik agar tercapai lingkungan kerja yang aman.

Keadaan Lingkungan Kerja (Work Environment)
Lingkungan kerja sangat mempengaruhi morale (suasana kerja) para karyawan, baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja yang bersifat rohani. Dalam hal ini lingkungan kerja fisik yang baik akan mempertinggi produktivitas kerja, disamping mengurangi kelelahan , yang berarti dapat menaikkan produksi, sehingga biaya persatuan menjadi efisien. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah:
a. Penerangan cahaya
b. Ventilasi untuk sirkulasi udara segar
b. Pemeliharaan rumah tangga (house keeping) misalnya: lantai bersih, ruangan wangi, suasana menyenangkan dan taman yang indah.
Keadaan lingkungan fisik yang tidak baik akan menimbulkan hal yang sebaliknya. Misalnya: tata letak ruangan yang terlalu sempit akibat plant layout yang salah, penempatan peralatan kerja yang tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan gairah kerja yang baik. Pihak manajemen harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan. Apabila kondisi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan kurang memadai, perlu diperbaiki, caranya tergantung pada faktor yang mempengaruhinya.
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kombinasi antara tingkah laku manusia, kondisi fisik perusahaan maupun oleh mesin dan alat kerja atau alat produksi atau oleh salah satu diantaranya. Perlombaan menciptakan keselamatan. Perlombaan keselamatan kerja dapat dianggap sebagai salah satu bentuk penerangan dan pendidikan karyawan. Pelaksanaan peraturan dan disiplin kerja. Untuk mendukung terwujudnya program kesehatan dan keselamatan kerja kedua belah pihak yaitu perusahaan dan karyawan harus merasa saling memerlukan satu sama lain. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa aman sehingga karyawan dapat bekerja lebih produktif dan lebih efisien begitu pula halnya perusahaan akan dapat beroperasi secara efisien pula. Harapannya perusahaan akan berada pada posisi kompetitif yang kuat dalam menghadapi persaingan dan akhirnya memiliki kesempatan meraih keuntungan lebih tinggi.

G. Monitoring Kecelakaan Tenaga kerja
Kecelakaan kerja yang terjadi pada seorang karyawan dapat menimbulkan penderitaan baik secara fisik, mental maupun secara sosial. Berdasarkan tingkat penderitaan dan akibat pada pekerjaannya, kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penderitaan total dengan istirahat sementara, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja sepenuhnya untuk beberapa hari.
b. Penderitaan untuk selamanya. Kecelakaan yang mengakibatkan cacat berat pada karyawan sehingga tidak mampu melangsungkan pekerjaannya.
c. Penderitaan sebagian untuk sementara., yaitu kecelakaan yang menimpa karyawan secara tetap tetapi dapat bekerja kembali.
d. Kematian, yaitu kecelakaan paling dramatis yang mengakibatkan kehilangan nyawa.
Dalam undang-undang ketenaga kerjaan tahun 1997 pasal 11, dinyatakan bahwa perusahaan diwajibkan untuk memberikan tunjangan atas kecelakaan kerja sebesar yang ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak manajemen perusahaan harus mempunyai fasilitas dan dana untuk membayar kompensasi tersebut. Untuk kepentingan ini seharusnya seluruh tenaga kerja diasuransikan melalui Astek (Asuransi Tenaga Kerja). Kewajiban manajemen dalam menghadapi kecelakaan kerja adalah menolong penderita dengan memberikan pengobatan dan santunan. Sedapat mungkin karyawan yang mengalami kecelakaan dapat pulih untuk melanjutkan tugas pekerjaannya. Santunan dan bantuan harus diberikan tanpa memperhatikan penyebab kecelakaan kerja, misalnya: walaupun kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian karyawan yang bersangkutan, akan tetapi pertolongan dan pemberian santunan dan biaya pengobatan tetap diberikan oleh perusahaan, berarti bahwa santunan kecelakaan kerja merupakan biaya perusahaan.

pengelolaan usaha patiseri

Pengertian pengelolaan usaha produk patiseri
·         Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. (Djamarah 2006:175).
·         Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan”Dekdibud. (dalam Rachman 1997:11).
·         Pengelolaan dalam pengertian umum menurut Arikunto (dalam Djamarah 2006:175) adalah pengadministrasian pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
·         Usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok untuk mendapat penghasilan dengan tujuan guna memperoleh keuntungan.
·         Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
·         Pastry berasal dari kata paste yang berarti campuran tepung terigu, cairan dan lemak. Pembuatan pastry mengacu pada berbagai adonan (paste and dough) dan banyak lagi produk turunannya. Produk pastry ada yang menggunakan ragi dan ada juga yang tidak menggunakan ragi. Pada umumnya produk pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis.
·         Pengelolaan Usaha Produk Patiseri adalah pelaksanaan dan pengembangan aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh, usaha produk patiseri berhasil dalam arti menghasilkan profit dan berkembang sudah produk tentu menjadi tujuan yang diharapkan.
2.2 Jenis-Jenis Usaha Patiseri
Ø  Coffee Shop
·         Coffee Shop adalah suatu usaha di bidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan kepada para tamu makanan atau makanan kecil dengan pelayanan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti suatu aturan service yang berlaku (sebagaimana excecutiv dining room), jenis-jenis makanan atau harganya lebih murah. 
Menurut Charles J. Matelka yang dikutip oleh Sugiarto dan Sulatiningrum (1996)
·         Coffee shop adalah suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman ringan disertai dengan hiburan-hiburan seperti live music ataupun pertunjukan pertunjukan lainnya serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai.
·         Coffee shop atau Cafe adalah: suatu tempat yang mempunyai karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau restoran, tetapi dalam hal ini coffeeshop atau kafe banyak menyediakan minuman ringan seperti teh ataupun kopi dan juga makanan ringan tetapi ada juga sebagian kafe yang menyediakan minuman beralkohol.
·         Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan.

  http://img236.imageshack.us/img236/1926/jco1kl1.jpg  http://www.overseas-retirement-community.com/Dunkin%20Donuts.jpg
Contoh Jenis Usaha Coffee Shop

Ø  Bakery
·         “Baker is a person whose work or business is baking bread, pastry, et cetera.” “Bakery is a place where bread, pastries, et cetera, are baked or sold.” 
·         Baker adalah orang yang bekerja untuk membuat roti, pastry dan lainnya. Sedangkan Bakery adalah orang yang bekerja untuk membuat roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual. Menurut Neufeldt (1995) bakery
·         Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991). “Pengertian asing adalah datang dari luar negeri”. “Pengertian adalah tempat dimana produk roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual yang berasal dari luar negeri. Sedangkan Bakery lokal adalah tempat dimana produk roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual yang berasal dari setempat atau daerah sendiri. 
 http://www.indonesiadesign.com/v2/printed/2005vol02/8ExquisiteStore/images/breadtalk1.jpg     http://id.media2.88db.com/DB88UploadFiles/2008/02/20/1E8E8F9B-9B00-491D-9ECB-8D8003863974.jpg     http://id.media1.88db.com/DB88UploadFiles/2008/02/20/19975A05-62FD-4580-9A2A-C1A9AAFE6364.jpg
Contoh Jenis Usaha Bakery
Ø  Cake Shop
·         Cake Shop adalah toko yang khusus menjual aneka cake dari jenis ceke, rasa ceke dan aneka bentuk dekorasi kue dan cake.

        
Contoh : Jenis Usaha Cake Shop
Ø  Snack Bar/Milk Bar
·         Snack Bar/Milk Bar adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalah hamburger, sausages dan sawhvich.

                        
Contoh : Jenis Usaha Snack Bar

Ø  Home Industry
·         Home Industry adalah Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun Kampng halaman. Sedangkan Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
·         Home  Industry adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.

    
Contoh Jenis Usaha Home Industri
·         Usaha Home Industry dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
§  Home industry yang dilakukan dengan cara hanya menerima dan menyediakan tempat atau toko untuk menjual dan memasarkannya.

        
Contoh : Home Industri Hanya Menyediakan Tempat

§  Home Industry yang membuat dan menjual produknya sendiri secara langsung
        

Contoh : Jenis Usaha Home Industry Produksi dan Menjaul Produk Langsung

§  Home Industry yang hanya menjual produk tunggal

        
Contoh : Jenis Usaha Home Industry Produk Tunggal
2.2  Klasifikasi jenis produk patiseri
a.    Kue Kontinental
b.   Kue Oriental

2.3 Jenis- jenis Produk Patiseri
  1. Kue Kontinental
·         Roti
Roti adalah produk pangan olahan yang merupakan hasil proses pemanggangan adonan yang telah difermentasi.
§  Beberapa contoh produk roti yaitu :
o   Roti manis
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Roti Coklat
2.
Roti Keju
3.
Roti Pisang
4.
Roti Mocca
5.
Roti Strawberry

o   Roti Gurih
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Roti Abon
2.
Roti Isi Daging
3.
Roti Sosis
4.
Burger

5.
Hot Dog
6. 
Roti Pizza



o   Roti Tawar
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Roti Tawar
2.
Roti Tawar Gandum
3.
Roti Tawar Pandan
4.
Roti Tawar Cokelat
5.
Roti Tawar Keju


·         Puff pastry
Puff  Pastry adalah adonan yang dibuat dengan lapisan-lapisan lemak yang berada diantara lapisan-lapisan adonan, sehingga pada waktu pembakaran terbentuk suatu jaringan terbuka yang getas dan berlapis-lapis. Ciri khas adonan Pufpastry adalah memasukkan lemak pada adonan dasar melalui proses\ pelipatan. Atau Puff pastry dapat juga dikatakan pastry dengan lapisan-lapisan lemak yang berada di antara lapisanlapisan adonan sehingga pada waktu pembakaran terbentuk suatu jaringan terbuka yang getas dan berlapis-lapis.

o   Puff Pastry  
No.
Nama Puff Pastry
Contoh Produk
1.
Puff pastry Pinwheels
2.
Aprikot Puff Pastry
3.
Puff Pastry Shell with Creamy
4.
Mushroom Pate filled Puff Pastry Stars
5.
Puff Pastry Cheese Straws

·         Choux Paste
Choux paste merupakan salah satu jenis pastry dengan karakteristik ringan namun volume besar dan dikembangkan dengan kuat (strongly leavened) dengan sel yang besar. Choux paste sering juga disebut kue sus yang didefinisikan sebagai kue yang bertekstur lembut dan kopong bagian dalamnya, sehingga dapat di isi dengan vla dengan aneka rasa. Bahkan Sus saat ini tidak hanya diisi Vla, akan tetapi juga di isi dengan berbagai macam filling seperti layaknya Sandwich.
o   Soes
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Soes Vla Blueberry
2.
Soes  Vla Durian
3.
Soes Strawberry Cheese
4.
Fruit Soes
5.
Mocca Soes
                                      
o   Éclair
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Éclair
2.
Éclair Vla Vanilla
3.
Éclair Chesse
4.
Éclair Choclate
5.
Éclair Cake


·         Pie dough
Adonan Pie adalah jenis adonan asin yang termasuk kedalam kelompok “ Short Pastry “ cirinya adalah jika dimakan kue akan pecah dimulut secara mudah, rapuh  (Crispy).
o   Pie
No.
Nama Roti
Contoh Produk
1.
Apple Pie
2.
Pumpkin Pie
3.
Fruit Pie
4.
Chicken Pie
5.
Banana Berry Pie


·         Sugar Dough
Sugar Dough lebih dikenal dengan sebutan adonan manis. Adonan ini dipergunakan untuk pembuatan kue kering, alas kue dan kulit pie. Selain manis rasanya adonan ini banyak mengandung lemak dan didalam pengerjaannya harus hati-hati, tidak boleh menggunakan tepung sawur berlebihan karena akan mengakibatkan adonan menjadi keras, akan lebih baik jika adonan di roll diatas kain yang sudah ditaburi tepung sawur.